Ads Header

Senin, 15 Oktober 2012

Hugo Chavez

Hugo Chavez Presiden Venezuela ke-53. Chavez, anak dari guru sekolah, lahir di Sabaneta, Venezuela pada tanggal 28 Juli 1954. Dia adalah pemimpin Revolusi Bolivarian, nama untuk idolanya Simón Bolívar. Hugo Chavez juga mendirikan Gerakan Republik Kelima, sebuah organisasi kiri yang mempromosikan bentuk sendiri sosialisme demokratis, yang ia sebut "Sosialisme Abad 21."

Hugo Chavez bergabung dengan militer dan lulus dengan gelar teknik dari Akademi Militer Venezuela pada tahun 1975. 17 tahun Karirnya dengan tentara termasuk menjalankan tugas sebagai
penerjun payung dan sebagai guru di akademi. Di sanalah dia mengembangkan gaya perkuliahan yang kuat yang ia kenal. Selama kuliah, Chavez mulai membangun kritik keras terhadap pemerintah Venezuela dan struktur sosial.

Hugo Chavez mulai studi sarjana dalam ilmu politik di Universitas Simon Bolivar di Caracas, tetapi ia tidak mendapatkan gelar. Selama tahun-tahun awal pendidikan politiknya, Chavez dipengaruhi oleh Juan Velasco Alvarado, presiden Peru, dan berbagai macam pemimpin komunis dan sosialis, termasuk Fidel Castro.

Pada tahun 1992, Hugo Chavez telah mengumpulkan berikut signifikan dalam militer. Pada bulan Februari tahun itu, ia terorganisir dan memimpin kudeta militer d'état terhadap pemerintah, yang dipimpin oleh Presiden Carlos Andrés Pérez. Chavez berharap untuk memanfaatkan ketidakpuasan saat ini dengan kondisi ekonomi yang buruk, serta pada kemarahan publik atas kerusuhan berdarah dan pembunuhan massa perusuh selama apa yang disebut "El Caracazo" pada tahun 1989. Kombinasi faktor menyebabkan runtuhnya kudeta, dan Chavez akhirnya dipenjara. Dia telah, bagaimanapun, ditanam benih selama konferensi pers publik, yang kemudian tumbuh untuk mendukung masyarakat luas.

Dalam setahun, Presiden Pérez telah diberhentikan, dan 1994, Hugo Chavez telah diampuni. Dia mulai terbuka berkampanye untuk presiden pada platform Bolivarianisme. keyakinan inti nya termasuk anti-imperialisme, kedaulatan Venezuela, sebuah demokrasi kerakyatan yang melibatkan partisipasi massa dalam pemerintahan, ekonomi swasembada dan nasionalisme yang kuat. Dia juga percaya bahwa pendapatan negara dari minyak harus didistribusikan secara merata ke seluruh warga. Salah satu masalah yang terbesar adalah untuk memerangi kleptokrasi korup yang telah mendominasi Venezuela.

Pada tahun 1998, Chavez memenangkan pemilu dengan 56% suara. Dia segera mulai memberlakukan kesejahteraan sosial dan program keadilan dan mengambil tindakan untuk meningkatkan perekonomian Venezuela. Sayangnya, beberapa tahun pertama kepresidenannya ditandai dengan resesi ekonomi akibat harga minyak rendah dan tingginya suku bunga internasional.

Meskipun banyak dari program Chavez tampaknya bermaksud baik, namun tidak selalu berhasil. "Rencana Bolivar 2000" digunakan militer untuk melaksanakan program-program sosial untuk memerangi kemiskinan dan memajukan pembangunan jalan dan perumahan. Hal ini gagal karena korupsi militer luas. Beberapa program Chavez telah sukses, karena statistik menunjukkan bahwa kemiskinan dan kematian bayi menurun, pendidikan meningkat lebih dari sebelumnya,
Pada tahun 2000, Hugo Chavez terpilih kembali dalam pemungutan suara. Banyak yang mengatakan bahwa Hugo Chavez berencana untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, bahkan jika diperlukan perubahan ke konstitusi. Chavez juga telah menempatkan peraturan media di tempat yang membatasi pidato terhadap pejabat pemerintah
.











Presiden Hugo Chavez mengundurkan diri di bawah tekanan pemimpin-pemimpin militer Venezuela pada pagi-pagi di hari Jumat waktu setempat tanggal 12 April 2002. Kudeta dramatis yang dilakukan militer terhadap presiden mengembangkan situasi dilematis. Beberapa jam setelah Chavez mundur, Pedro Carmona diangkat sebagai presiden sementara (interim). Tetapi, Jaksa Agung Venezuela (Isaias Rodriguez) menyatakan bahwa penunjukan presiden interim Pedro Carmona adalah inskontitusional dan menandaskan bahwa Presiden Venezuela tetap Hugo Chavez.
Menurut Jaksa Agung, pengunduran diri presiden baru resmi setelah diterima Kongres. Chavez mengundurkan diri di bawah tekanan pemimpin-pemimpin militer. “Tuan Presiden, dulu saya loyal habis-habisan. Akan tetapi, kematian banyak orang yang terjadi, tak bisa ditoleransi,” kata Jenderal Efraim Vazguez Velasco (Panglima Angkatan Bersenjata) dalam pidatonya di televisi nasional yang dikutip pers Indonesia.
Di tengah mengalirnya kritik internasional terhadap tindakan kudeta, militer menunjuk seorang ekonom bernama Pedro Carmona yang merupakan salah satu pimpinan kamar dagang. Saat pelantikan sebagai presiden interim, Carmona mengumumkan segera melakukan pemilihan presiden dalam setahun. Kongres juga dibubarkan karena sebagai pendukung Chavez. Dalam salah satu dekrit yang diumumkan pemerintahan sementara juga diungkapkan dibentuknya sebuah Dewan Konsultatif yang terdiri 35 anggota. Mereka mengemban tugas sebagai badan penasehat presiden republik.
Dekrit juga menetapkan, presiden interim akan mengkoordinasikan kebijakan pemerintahan transisi dan keputusan lain yang diperlukan guna menjamin kebijakan, dengan otoritas pemerintah pusat maupun daerah. Dekrit tersebut mengundang banyak kritikan. Presiden Meksiko Vicente Fox secara tegas menyatakan tidak mengakui pemerintahan baru Venezuela sampai dilaksanakan pemilu baru. Demikian juga dengan pemimpin-pemimpin Argentina dan Paraguay menyatakan, pemerintahan baru Venezuela tidak sah.
Sehari setelah Hugo Chavez digulingkan melalui kudeta militer dan digantikan Pedro Carmona atas inisiatif sebagian perwira militer, Chavez kembali dikukuhkan menjadi Presiden Venezuela (14 April 2002). Pedro Carmona yang hanya menduduki sebagai presiden interim selama sehari dipaksa mengumumkan pengunduran dirinya setelah Jaksa Agung menyatakan bahwa kudeta tidak sah.
Berhasilnya Chavez kembali ke tampuk pemerintahan antara lain disebabkan militer terpecah. Sebagian jenderal memang mendukung Carmona, tetapi sebagian besar prajurit dan perwira menengah loyal terhadap Chavez. Selain itu, di kalangan kelompok masyarakat miskin pun Chavez sangat populer sehingga ketika ia digulingkan ribuan orang melakukan unjuk rasa agar Chavez dikukuhkan kembali menjadi presiden. Dalam aksi yang diwarnai penjarahan tersebut, belasan orang tewas.
Hugo Chavez sempat ditahan di Pulau La Orchila oleh para pejabat senior militer dan terbang kembali ke Caracas dengan menggunakan helikopter serta dielu-elukan ribuan pendukungnya. Dengan mengepalkan tangan ke atas, Chavez memasuki Istana Kepresidenan Miraflores yang berhasil direbut kembali oleh pendukungnya. Sementara, Jaksa Agung menegaskan bahwa para menteri di bawah pemerintahan interim ditahan dan sejumlah petinggi militer juga diadili dengan tuduhan pembangkangan militer, termasuk pimpinan interim mereka yang seorang ekonom bernama Pedro Carmona.
Referendum 8 Agustus 2004 sebagai upaya menggulingkan Presiden Hugo Chaves oleh oposisi kembali dilakukan, tetapi masih dimenangkan oleh Hugo Chavez dengan 58 persen suara. Kemenangan tersebut membuat dirinya berhasil mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam masa pemerintahannya dan menjadikannya sebagai sebuah mandat yang lebih besar untuk melanjutkan “revolusi bagi kaum miskin-“nya.
Pada pemilu legislatif pada Desember 2005, partai pimpinan Chavez berhasil menyapu bersih seluruh kursi parlemen setelah pihak oposisi memboikot pemilu tersebut.
Dia lagi calon presiden dan ia berjalan terhadap Henrique Capriles Radonski.

Hugo Chavez telah terus naik di ketenaran di panggung dunia dengan kritik pedas nya terhadap Amerika Serikat, khususnya Presiden George W. Bush, dan sekutunya. Ia juga selaras dirinya dengan beberapa pemimpin paling kontroversial dari awal abad 21. Nya "teman" termasuk Fidel Castro dari Kuba, Mahmoud Ahmadinejad dari Iran.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Hugo_Ch%C3%A1vez

0 komentar:

Posting Komentar